Smart Boleh, Tapi Adab dan Akhlak Nomor Satu!

Di era globalisasi ini, pendidikan karakter menjadi semakin krusial. Kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk menjamin kesuksesan dan kebahagiaan seseorang. Adab dan akhlak mulia merupakan fondasi utama dalam membentuk generasi yang berintegritas, bertanggung jawab, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Mari kita telaah mengapa adab dan akhlak harus menjadi prioritas utama, sejalan dengan tagline Sekolah Al-Madinah yang menjadi Sekolah Ramah Anak dan Sekolah Swasta Unggulan yaitu Bergerak, Juara, Bermanfaat, dan Bermartabat!

Adab, yang mencakup tata krama dan sopan santun, adalah cerminan dari perilaku yang menghormati norma-norma sosial dan nilai-nilai luhur. Dalam konteks pendidikan, adab memanifestasikan diri dalam berbagai bentuk. Misalnya, dalam komunikasi, adab tercermin dari penggunaan bahasa yang efektif dan santun, serta penghormatan terhadap lawan bicara. Kedisiplinan juga merupakan bagian dari adab, yang ditunjukkan dengan mematuhi peraturan sekolah, hadir tepat waktu, dan berpakaian sesuai ketentuan. Selain itu, adab juga tercermin dalam penghargaan terhadap guru, dengan menunjukkan rasa hormat dan apresiasi kepada mereka sebagai sumber ilmu dan pembimbing. Kerja sama juga menjadi wujud adab, dengan berkolaborasi bersama teman dalam kegiatan belajar mengajar, serta menghargai perbedaan pendapat.

Akhlak, sebagai internalisasi nilai-nilai moral dan etika, membentuk karakter individu yang berintegritas dan bertanggung jawab. Siswa yang berakhlak mulia akan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai. Mereka akan selalu bersikap jujur dalam perkataan dan perbuatan, serta menjauhi segala bentuk kecurangan. Tanggung jawab menjadi landasan utama dalam setiap tindakan, dengan melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik mungkin, serta berani mengakui kesalahan. Empati juga menjadi bagian tak terpisahkan dari diri mereka, dengan menunjukkan kepedulian terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, serta bersedia membantu sesama. Selain itu, mereka juga senantiasa rendah hati, tidak sombong atau merasa lebih tinggi dari orang lain, serta selalu bersedia belajar dari pengalaman.

Pembentukan adab dan akhlak siswa memerlukan sinergi antara berbagai pihak. Sekolah memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi pengembangan karakter siswa. Guru, sebagai ujung tombak pendidikan, berperan sebagai teladan dalam bertutur kata dan berperilaku, serta memberikan bimbingan dan arahan yang konstruktif. Dengan semangat Al-Madinah “Bergerak”, sekolah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan karakter. Orang tua juga memiliki peran yang tak kalah penting dalam menanamkan nilai-nilai agama, moral, dan etika sejak dini. Selain itu, orang tua juga berperan sebagai “role model” bagi anak-anak mereka, serta menjalin komunikasi yang efektif dengan pihak sekolah. Masyarakat juga turut berperan dalam menciptakan lingkungan sosial yang mendukung pembentukan karakter positif siswa. Partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan sekolah, serta kontribusi positif bagi pendidikan, sangatlah diharapkan.

Era digital menghadirkan tantangan tersendiri dalam upaya pembentukan adab dan akhlak siswa. Paparan terhadap konten negatif, cyberbullying, dan disinformasi dapat merusak moral dan etika siswa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan literasi digital, memberikan edukasi tentang penggunaan teknologi yang bijak dan bertanggung jawab kepada siswa, orang tua, dan seluruh elemen masyarakat. Selain itu, perlu juga dilakukan pengawasan yang proaktif terhadap aktivitas online anak-anak, serta memberikan pendampingan yang diperlukan agar mereka terhindar dari dampak negatif teknologi. Membangun komunikasi yang terbuka juga menjadi kunci penting, menciptakan suasana yang memungkinkan anak-anak untuk berbagi pengalaman dan permasalahan mereka terkait penggunaan teknologi, sehingga kita dapat memberikan solusi dan dukungan yang tepat.