Sumatif akhir semester (SAS) merupakan salah satu momen penting dalam proses pendidikan di SDIT Al-Madinah. Namun bagi sekolah yang berasaskan nilai-nilai Islam, SAS bukan hanya sekadar kegiatan mengukur capaian akademik siswa. Lebih dari itu, SDIT Al-Madinah menjadikan penilaian ini sebagai media efektif untuk menanamkan kejujuran, kedisiplinan, dan akhlak mulia sebagai karakter dasar peserta didik.
1. SAS sebagai Momentum Penguatan Kejujuran
Di SDIT Al-Madinah, kejujuran adalah nilai utama yang selalu ditekankan dalam setiap penilaian. Selama pelaksanaan SAS, siswa dibiasakan untuk:
Mengikuti ujian tanpa mencontek.
Tidak saling berbicara atau bekerja sama dalam hal yang tidak diperbolehkan.
Mengembalikan lembar jawaban dengan jujur sesuai kemampuan masing-masing.
Menjaga amanah meskipun guru tidak selalu berada di dekat mereka.
Guru mengingatkan bahwa nilai sejati bukanlah angka tinggi, tetapi kejujuran dalam mengerjakan tugas. Dengan demikian, SAS menjadi sarana pembentukan karakter amanah sejak dini.
2. Menumbuhkan Kedisiplinan Melalui Mekanisme Ujian
Kedisiplinan siswa semakin terasah melalui aturan dan tata tertib SAS yang diterapkan SDIT Al-Madinah, seperti:
Datang tepat waktu sebelum ujian dimulai.
Mempersiapkan alat tulis dan perlengkapan yang diperlukan.
Duduk rapi dan tenang sesuai pembagian tempat.
Mengikuti jadwal ujian dengan tertib dan tidak meninggalkan ruangan tanpa izin.
Menyelesaikan ujian sesuai batas waktu yang telah ditentukan.
Dengan mengikuti aturan-aturan tersebut, siswa belajar bahwa disiplin bukan hanya kebutuhan belajar, tetapi bagian dari adab dan tanggung jawab sebagai seorang muslim.
3. Pembentukan Akhlak Mulia dalam Suasana Ujian
SAS di SDIT Al-Madinah dikemas dalam suasana yang tetap islami, tenang, dan penuh
nilai adab. Sekolah menanamkan akhlak mulia melalui:
Pembukaan ujian dengan doa bersama.
Pembiasaan salam dan sikap hormat kepada guru pengawas.
Menjaga ketenangan dan tidak menganggu teman lain.
Mengucapkan hamdalah setelah selesai mengerjakan ujian.
Mengingatkan siswa bahwa ujian adalah amanah dan bentuk ibadah.
Dengan pendekatan ini, akhlak tidak hanya diajarkan dalam pelajaran, tetapi dipraktikkan dalam situasi nyata yang membutuhkan kontrol diri dan integritas.
4. Guru sebagai Teladan dan Pembina Karakter
Selama pelaksanaan SAS, guru di SDIT Al-Madinah tidak hanya mengawasi ujian, tetapi juga memberikan contoh sikap amanah dan adil. Guru memberikan arahan dengan ramah, menjaga ketenangan ruangan, serta memperlakukan semua siswa dengan penuh kasih. Keteladanan ini menjadi bagian penting dalam proses pembinaan karakter.
5. Penilaian yang Tidak Hanya Mengukur Nilai, tetapi Membentuk Pribadi
SDIT Al-Madinah meyakini bahwa penilaian sejati bukan hanya pada hasil ujian, melainkan perkembangan karakter selama prosesnya. Dengan menjadikan SAS sebagai sarana membina kejujuran, kedisiplinan, dan akhlak, sekolah berharap siswa dapat:
Lebih percaya diri dengan kemampuan sendiri.
Lebih bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban.
Lebih memahami bahwa setiap usaha harus dilakukan dengan cara yang halal dan benar.
Inilah wujud dari pendidikan yang menyeluruh: mengembangkan kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan moral dan spiritual.
Penutup
Penilaian Sumatif Akhir Semester di SDIT Al-Madinah bukan hanya kegiatan rutin akademik, tetapi juga sebuah proses pendidikan karakter. Dengan menanamkan kejujuran, kedisiplinan, dan akhlak mulia, sekolah berupaya mencetak generasi yang unggul dalam ilmu, kuat dalam iman, dan memiliki integritas tinggi.
SDIT Al-Madinah percaya bahwa ujian bukan hanya mengukur kemampuan belajar, tetapi juga mengukur sejauh mana akhlak dan karakter siswa terbentuk.
“ Almadinah…Bergerak Juara!
Almadinah...Bergerak juara!
Almadinah...Bermanfaat! Bermartabat! “
Follow instagram kami di @sdit_al_madinah_bogor
Youtube : @almadinahTv
For more info :
📞 0251-8655-777 / 0822-9928-3288
🔗 https://pmbsit.almadinahbogor.sch.id
Website : almadinahbogor.sch.id
SDIT AL MADINAH
