Logo SDIT AL MADINAH
Login

Narcissistic Personality Disorder (NPD), Penanganan Gangguan Kepribadian Narsistik di Sekolah: Menciptakan Lingkungan Inklusif dan Mendukung

Diterbitkan pada 2025-10-24 - Oleh PIDP, Dadan Ramdani, Admin Web


Narcissistic Personality Disorder (NPD), Penanganan Gangguan Kepribadian Narsistik di Sekolah: Menciptakan Lingkungan Inklusif dan Mendukung

SD ISLAM TERPADU Al-Madinah sangat sangat menyadari bahwa dalam tumbuh kembang anak selalu ada hambatan-hambatan yang sering muncul pada peserta didiki sehingga SD Islam Terpadu Al-Madinah menganggap perlu untuk mengangkat topik NPD atau Gangguan Kepribadian Narsistik karena dapat menimbulkan tantangan besar di lingkungan sekolah. Perilaku seperti sikap superioritas, kebutuhan akan kekaguman berlebihan, dan kurangnya empati sering kali mengganggu dinamika kelas, memicu konflik antar teman, dan menghambat proses belajar-mengajar. Penanganan yang efektif di sekolah harus berfokus pada intervensi perilaku, dukungan psikologis, dan modifikasi lingkungan untuk menumbuhkan keterampilan sosial yang adaptif sehingga tujuan SIT AL-MADINAH dapat terwujud dengan baik yaitu menjadikan SD ISLAM TERPADU ALMADINAH menjadi sekolah swasta terbaik, unggul dan sekolah ramah anak.

1. Peran Sekolah dalam Identifikasi dan Penilaian

Identifikasi dini sangat penting. Guru dan staf sekolah perlu memahami perbedaan antara kepercayaan diri yang sehat dan perilaku narsistik patologis.

Ciri-ciri Narsistik pada Siswa yang Perlu Diperhatikan:

  • Pencari Perhatian Berlebihan: Selalu berusaha menjadi pusat perhatian, melebih-lebihkan prestasi, atau bahkan mengarang cerita.
  • Intoleransi Kritik: Bereaksi marah, menghina, atau menarik diri ketika dikritik atau tidak diakui.
  • Merendahkan Orang Lain: Sering mengejek, mem-bully, atau meremehkan teman sebaya untuk meningkatkan status diri.
  • Rasa Berhak (Entitlement): Mengharapkan perlakuan istimewa dan marah jika tuntutan tidak dipenuhi.
  • Kesulitan Empati: Tampak tidak peduli atau tidak mampu memahami perasaan teman.
  • Hubungan Permukaan: Memiliki banyak kenalan tetapi jarang memiliki hubungan pertemanan yang mendalam dan saling mendukung.

Tindakan Sekolah: Jika pola perilaku ini bersifat menetap dan mengganggu, guru BK/Konselor sekolah harus melakukan penilaian awal dan merujuk siswa ke profesional kesehatan mental (psikolog klinis atau psikiater anak/remaja) untuk diagnosis resmi dan penanganan klinis.


2. Strategi Intervensi Perilaku dan Kelas

Intervensi di lingkungan kelas harus bertujuan untuk memoderasi perilaku grandiositas dan meningkatkan keterampilan interpersonal.

Strategi Intervensi

Deskripsi Tindakan

Fokus pada Usaha, Bukan Pujian

Ubah fokus dari memuji "kehebatan" atau "kecerdasan" siswa menjadi memuji usaha, ketekunan, dan strategi yang digunakan. Ini membantu mengalihkan nilai diri dari citra superioritas ke kinerja yang sesungguhnya.

Menetapkan Batasan Jelas

Tentukan konsekuensi yang konsisten dan segera untuk perilaku tidak pantas (misalnya, merendahkan teman, melanggar giliran). Batasan ini harus diterapkan secara adil dan tanpa emosi.

Menghadapi Entitlement

Tolak permintaan perlakuan khusus secara tegas dan jelaskan bahwa aturan berlaku untuk semua orang. Gunakan bahasa yang berfokus pada keadilan dan tanggung jawab sosial.

Mengelola Reaksi Kritik

Ajarkan siswa teknik menenangkan diri saat menerima kritik. Ubah kritik menjadi umpan balik yang berfokus pada perilaku, bukan karakter. Contoh: "Saya melihat kamu marah karena nilai ini. Mari kita fokus pada apa yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan pekerjaanmu berikutnya."

Kerja Kelompok Berstruktur

Tempatkan siswa dalam kelompok dengan peran yang jelas dan terdistribusi yang membutuhkan ketergantungan timbal balik. Ini memaksa mereka untuk menghargai kontribusi orang lain.

3. Peningkatan Keterampilan Empati dan Sosial

Inti dari NPD adalah kurangnya empati. Sekolah dapat menggunakan program khusus untuk membangun kemampuan ini.

  • Pelatihan Keterampilan Sosial-Emosional (SEL): Gunakan kurikulum SEL yang berfokus pada identifikasi emosi, pengambilan perspektif, dan resolusi konflik.
  • Latihan Peran (Role-Playing): Minta siswa memainkan skenario di mana mereka harus mengambil perspektif orang lain (misalnya, menjadi teman yang dirugikan atau teman yang diabaikan).
  • Program Mentoring dan Layanan Komunitas: Tugaskan siswa pada kegiatan di mana mereka bertanggung jawab membantu yang lain, seperti peer tutoring atau kegiatan sosial. Ini mendorong mereka untuk fokus pada kebutuhan orang lain dan membangun rasa tanggung jawab sosial.
  • Diskusi Etika dan Moral: Selenggarakan diskusi mendalam tentang konsep keadilan, belas kasihan, dan dampak perilaku terhadap orang lain.

4. Peran Konseling Sekolah (Bimbingan dan Konseling)

Konselor sekolah adalah garis depan dalam dukungan psikologis. Mereka dapat menyediakan intervensi individual atau kelompok.

  • Konseling Individual:
    • Membantu siswa memahami hubungan antara harga diri mereka yang rapuh dan perilaku narsistik mereka.
    • Mengembangkan mekanisme koping yang sehat untuk mengelola rasa malu, kerentanan, dan ketidakamanan.
    • Mendorong pengakuan dan ekspresi emosi yang otentik.
  • Terapi Kelompok: Jika sesuai dan atas rekomendasi ahli klinis, terapi kelompok dapat memberikan lingkungan yang aman untuk berlatih mendengarkan, menerima umpan balik, dan membangun hubungan yang setara.
  • Kolaborasi dengan Keluarga dan Terapis Klinis: Konselor harus bertindak sebagai penghubung antara sekolah dan terapis profesional untuk memastikan konsistensi strategi penanganan di rumah dan di sekolah.

5. Dukungan untuk Korban dan Lingkungan Sekolah

Penanganan NPD juga harus mencakup perlindungan dan dukungan bagi siswa lain yang mungkin menjadi sasaran perilaku narsistik.

  • Kebijakan Anti-Bullying yang Ketat: Terapkan dan tegakkan kebijakan yang jelas terhadap segala bentuk perundungan, termasuk pelecehan verbal atau emosional yang sering dilakukan pengidap narsistik.
  • Dukungan Korban: Sediakan konseling bagi siswa yang merasa dirugikan atau terintimidasi oleh perilaku teman narsistik mereka. Validasi perasaan mereka dan bantu mereka mengembangkan strategi coping yang efektif.
  • Edukasi Staf: Berikan pelatihan rutin kepada seluruh staf sekolah tentang karakteristik NPD, cara merespons perilaku manipulatif, dan pentingnya tidak mengambil hati perilaku siswa tersebut.

Penting untuk diingat: NPD adalah gangguan kepribadian yang kompleks dan sulit diubah. Pendekatan sekolah bersifat suportif dan edukatif, namun pengobatan klinis profesional dari ahli kesehatan mental (psikolog/psikiater) adalah kunci untuk perubahan perilaku jangka panjang. Sekolah berperan menyediakan lingkungan yang terstruktur, aman, dan konsisten yang mendukung proses terapi tersebut.


“ Almadinah…Bergerak Juara!

Almadinah...Bergerak juara!

Almadinah...Bermanfaat! Bermartabat! “

Follow instagram kami di @sdit_al_madinah_bogor

Youtube : @almadinahTv


For more info :

📞 0251-8655-777 / 0822-9928-3288

🔗 https://pmbsit.almadinahbogor.sch.id

Website : almadinahbogor.sch.id


#sitalmadinahcibinong

#sekolahislamfavorit

#sekolahislamterbaik

#almadinahberkarakter

#sekolahramahanak

#bergerakjuara

Brosur
Banner