Diterbitkan pada 2025-06-02 - Oleh PIDP, Siti Nafisah, S.Pd.I, Gr , Admin Web
Kita sangat familiar dengan kalimat “al
Insanu mahallul khata wan nisyan” yang artinya “manusia adalah tempatanya
salah dan lupa”. Kalimat ini disinyalir bukanlah berasal dari hadits Nabi
Muhammad saw, melainkan ungkapan atau qaul (perkataan) ulama.
Ungkapan ini sangat berkaitan erat
dengan dunia pendidikan khususnya dengan kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh murid-murid di sekolah. Seringnya kesalahan anak-anak dikaitkan dengan
kenakalan. Dalam tahap usia sekolah dasar perilaku anak-anak seringkali
didorong oleh ingin tahu (couriousity) yang tinggi hingga tindakan yang diambil
seringkali tanpa pertimbangan yang baik (matang). Disinilah kesalahan
seringkali dianggap sebagai kenakalan.
Islam sebagai agama yang mengatur
hubungan antara Tuhan dengan manusia memerintahkan umatnya untuk menyertakan
kesalahan dengan kebaikan. Tebusan kesalahan yang murni berkaitan dengan Tuhan
dapat dilakukan dengan Taubat, memperbanyak istighfar, dan tidak mengulanginya
lagi. Dalam dunia pendidikan kesalahan yang dilakukan oleh seorang murid harus
diluruskan dan diperbaiki dengan cara pengarahan dan bimbingan. Diawali dengan
diberi pengarahan bahwa apa yang diperbuatnya adalah sebuah kesalahan, kemudian
murid tersebut diminta untuk menyadari kesalahannya, dan terakhir memintanya
untuk tidak melakukan kembali kesalahan tersebut. Hukuman dapat diterapkan jika
murid tersebut melakukan atau mengulang kesalahan yang telah dilakukan untuk
memberi efek jera agar tidak mengulang kembali kesalahan yang sama.
Salah satu contoh yang dapat kita ambil hikmah adalah kisah tentang kesalahan Nabi Adam AS saat berada di dalam surga. Seperti yang telah kita ketahui, satu kesalahan Nabi Adam AS adalah terbujuk oleh rayuan syaitan untuk memakan buah yang dilarang oleh Allah swt untuk didekati Nabi Adam AS. Karena bujuk rayu syaitan dengan mengatakan bahwa Nabi Adam AS akan hidup kekal abadi di dalam surga seperti para malaikat jika memakan buah terlarang tersebut. Tatkala Nabi Adam AS memakan buah terlarang tersebut, hilanglah semua kinikmatan yang ada di dalam surga, bahkan Allah SWT memerintahkannya untuk turun ke bumi.
Nabi Adam AS menyesali kesalahannya,
walaupun bukan karena kesalahannya sepenuhnya. Akhirnay Allah SWT memberinya
kalimat taubat akan kesalahan yang telah diperbuat oleh Nabi Adam as dengan
kalimat “Robbanaa dholamnaa anfusanaa wa inlam taghfir lanaa wa tarhamnaa
lanakunanna minal khosiriin” artinya : Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami
tealh berbuar zholim terhadap diri kami, jika Engkau tidak mengampuni
kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami menjadi termasuk orang-orang yang
rugi.
Doa ini merupakan doa taubat dan doa
doa yang penuh penyesalan atas dosa yang dilakukan. Adapula kisah kesalahan
yang diiringi dengan sebuah hukuman, yaitu kisah tentang Nabi Yunus as yang
meninggalkan umatnya tanpa seizin Allah swt, sehingga, menjadikannya tawanan
dalam perut ikan paus. Setelah Nabi Yunus as menyadari dan bertaubat atas
kesalahannya, Allah melepaskannya dsari dalam perut ikan paus dengan selamat.
Setiap keslahan memang sudah
secepatnya harus diiringi dengan kebaikan, jika ada seorang murid yang
mrelakukan kesalahan seyogyanya memintanya untuk melakukan permohonan maaf
(taubat), jika kesalahannya berulang atau dianggap berat karena sikap keras kepalanya,
maka diambil tindakan memberi hukuman yang mendidik untuk memberinya pemahaman
dan pelajaran agar berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Demikian. Terima kasih
Al Madinah… Bergerak, Juara!!
Al Madinah… Bergerak, Juara!!
Al Madinah… Bermanfaat, bermartabat!!
Follow instagram kami di @sdit_al_madinah_bogor
Youtube : @almadinahTv