Diterbitkan pada 2025-06-19 - Oleh PIDP, Fadilah Sani, Admin Web
Memilki
buah hati yang tumbuh secara normal adalah impian semua orangtua, namun tidak
dipungkiri ada anak yang dilahirkan dengan keterbatasan fisik dan psikis
sehingga berbeda dengan anak pada umumnya di usia yang sama. Kelompok anak ini
disebut anak berkebutuhan khusus (Inklusi ), yaitu anak yang mengalami
gangguan atau kelainan fisik (fisik, mental-intelektual, sosial dan emosional)
dalam proses tumbuh kembangnya.
Anak-anak Inklusi membutuhkan pelayanan
pendidikan khusus sesuai dengan kondisi yang dialaminya. Ada 13 katagori anak
berkebutuhan khusus, yaitu: kesulitan belajar spesifik, disabilitas fisik,
gangguan bicara dan bahasa, gangguan kesehatan yang lain, ketidakmampuan
belajar, Autism, gangguan emosional, traumatic brain injury, buta/tuli,
multiple disabililities,gangguan penglihatan, keterlambatan perkembangan, dan
gangguan pendengaran.
Seringkali
anak-anak inklusi merasakan minder akibat lemahnya sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya. Perasaan rendah diri muncul akibat interaksi sosial dan
penerimaan sosial yang rendah, sehingga berdampak kepada kepercayaan diri dan
tingkat stress yang berlebihan. Perasaan sedih akan muncul jika kehidupan
keluarga tidak mendukungnya sehingga menyebabkan anak mudah marah, muncul
perasaan bersalah dan dampak buruk lainnya. Selain kendala dari lingkungan
sekitar, sikap orang tua yang merasakan malu, harga diri terluka, merasa buruk,
dan bersalah mengakibatkan anak semakin terpuruk.
Di
tengah kondisi inilah ,orang tua diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan diri
dengan menyadari betapa anak adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa, apapun
kondisinya. Anak-anak berkebutuhan khusus sangat membutuhkan perhatian dan
dukungan yang lebih dalam menjalankan aktifitas kesehariannya.Orang tua dapat
memaksimalkan peran mereka dalam mendukung tumbuh kembang anak-anak inklusi
dengan :
1. Memahami kebutuhan anak yaitu dengan
mengetahui kondisi anak secara fisik, mental, intelektual, sosial maupun
emosional
2.
Menciptakan lingkungan aman dan mendukung sehingga anak merasa diperhatikan
dan dicintai
3.
Memberikan dukungan emosional, dapat membantu anak mengatasi stigma
sosial dan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
4.
Memberikan penguatan positif, seperti pujian atau penghargaan, dapat
meningkatkan motivasi dan minat anak
5.
Kolaborasi dengan guru dapat menciptakan dukungan yang konsisten,
komunikasi yag terbuka, pendekatan yang terpadu, dan pemahaman yang mendalam
tentang kebutuhan dan potensi anak
Dengan
adanya partisipasi aktif orang tua, akan memahami apa saja potensi dan
tantangan yang dialami anak. Dukungan emosional, pendidikan, kasih sayang,
cinta, kenyamanan, dan perhatian yang tidak kenal henti , akan menentukan
keberhasilan dan kemandirian anak, serta mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya
Al Madinah… Bergerak, Juara!!
Al Madinah… Bergerak, Juara!!
Al Madinah… Bermanfaat, bermartabat!!
Follow instagram kami di @sdit_al_madinah_bogor
Youtube : @almadinahTv